Sunday, January 27, 2008

Siapakah Aku

Darimana asalku?
Ke mana Aku menuju?
Untuk apa Aku datang?
Apa cita-citaku?
Siapa musuhku?
Apa senjataku?
Siapa pasanganku?
Siapa Anakku?
Apa pedoman hidupku?
Siapa idolaku?
Berapa lama waktuku tersisa?
Ke mana Aku pergi setelahnya?
Bagaimana keadaanku di sana?
Susahkah?
Senangkah?

(Diambil dari Bahan Renungan Kalbu)

Wednesday, March 21, 2007

Anda Ingin Sukses?

Sabtu malam tgl 17 Maret 2007, di Hotel Purnama Kota Batu, Malang Jawa Timur, diluncurkan sebuah buku self help beserta video books 'Anda Ingin Sukses?'. Setiap buku disertai 2 DVD hanya seharga 85ribu, sangat murah untuk kualitas cetak sebagus itu.

Berbeda dengan buku self help lainnya yang terkesan susah dibaca, buku ini hurufnya besar-besar dan banyak ilustrasinya, sehingga orang yg tidak gemar baca pun akan cepat menyelesaikannya. Selain itu buku ini juga memberikan gambaran yg berbeda tentang kesuksesan dan cara mencapainya.

Ada sebagian orang yg merasa bahwa sukses itu karena hoki atau keberuntungan seseorang.
Tetapi di buku ini anggapan tersebut ditepis. Lebih tepatnya kesuksesan itu dipengaruhi oleh kesempatan, bukan keberuntungan. Bagaimana cara mendapatkan kesempatan? Buku ini pun membahasnya.

Selain kesempatan, sukses dipengaruhi oleh persiapan. Dalam buku ini juga dibahas persiapan apa saja yang harus dilakukan untuk memperbesar kemungkinan sukses. Banyak orang yg berpikiran bahwa untuk sukese, persiapan harus bertemu dengan kesempatan di suatu titik. Akan tetapi, sesungguhnya kesuksesan tersebut tergantung dari luas bidang kesuksesan yang kedua sisinya adalah kesempatan dan persiapan.

Banyak lagi orang yg berpikiran bahwa untuk sukses diperlukan modal yg saat ini tidak
dimilikinya, seperti uang, wajah tampan atau cantik, relasi, kepandaian, bakat dsb. Padahal semua hal itu bukan merupakan faktor utama, bahkan kadang-kadang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kesuksesan yg dicapai.

Buku ini ditulis oleh orang yg sudah mencapai tingkatan kaya menurut majalah Forbes, yaitu memiliki pendapatan 1 juta USD pertahun. Sudah membantu ribuan orang, seminarnya dihadiri tidak kurang dari 10.000 orang pertahunnya, diadakan di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Semarang, Malang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Makasar, Menado, Balikpapan, Bali, Palembang, Medan, dsb. Yang menjadi sumber kesuksesannya adalah keberhasilnnya membantu ratusan orang untuk mencapai perbaikan finansial dan pengembangan diri.

Seminar terdekatnya sekaligus temu penulis diadakan di:
Bandung
Jumat, 23 Maret 2007
pk 18.30
Hotel Grand Serela
Jl LL RE Martadinata 48

Jakarta
Minggu, 25 Maret 2007
Hotel Red Top
Jl Pecenongan Jakarta Pusat

Tiket Rp 50.000/peserta

ANDA INGIN SUKSES? BELAJARLAH DARI ORANG SUKSES


Monday, March 12, 2007

when u change.....




when you change your thinking you change your beliefs
when you change your beliefs you change your expectations
when you change your expectations you change your attitude
when you change your attitude you change your behaviour
when you change your behaviour you change your performance
when you change your performance you change your destiny
when you change your destiny you change your life

Ada kalanya orang terpikir untuk memperbaiki hidupnya. Mungkin karena ulang tahun dan merenung "Sudah hidup sekian tahun tapi yg sy capai rasanya belum banyak". Atau bertemu teman lama dan menyadari perbedaan capaian dalam jangka waktu yg sama. Atau tergerak melihat kondisi keluarganya yg jauh dari cukup. Bisa juga melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yg kemudian mengingatkan pada keinginan-keinginan lama yg terpaksa dikubur karena keterbatasan.

Kalau kita renungkan, hidup kita saat ini adalah karena performa kita di masa lampau, sehingga orang lain menempatkan kita di posisi saat ini. Misalkan, karena performa yg bagus, saat ini sy ditempatkan sebagai supervisor produksi, hidup sy pun disesuaikan dgn posisi sy. Atau bisa juga
sy ditempatkan sebagai office boy, sehingga kehidupan sy pun berada pada taraf yg bisa dibiayai oleh pendapatan office boy.

Berarti kalau saat ini kita ingin mengubah kondisi hidup, target kita adalah mengubah posisi kita di lingkungan kita. Karena posisi kita saat ini ditentukan oleh apa yg kita lakukan di masa lampau, maka kita harus mengubah performa kita saat ini, sehingga di masa depan kita tidak berada di posisi yg sama.

Performa kita tidak mungkin tiba-tiba berubah menjadi lebih baik dalam semalam. Diperlukan peningkatan intensif dan bertahap untuk bisa memperbaiki performa. Oleh karena itu untuk memperbaiki performa diperlukan pembentukan kebiasaan baru. Misalkan, untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris, kita mengikuti kursus bhs Inggris secara intensif, sehingga terbentuk kebiasaan bercakap-cakap dalam bhs Inggris.

Akan tetapi, kebiasaan baru ini hanya bisa bertahan apabila kita mengembangkan sikap baru untuk melaksanakannya. Sikap baru ini tidak bisa terbentuk apabila ekspektasi kita tidak berubah. Sedangkan perubahan ekspektasi hanya bisa terjadi apabila kita merubah keyakinan kita. Dan keyakinan bisa berubah hanya jika kita merubah pola pikir kita.

Oleh sebab itu, perubahan apapun dimulai dari peruahan pola pikir. Ada orang yg membentuk
pola pikirnya dari bacaan-bacaan yg dia serap. Ada lagi yg membentuk pola pikirnya dari pengamatan peristiwa-peristiwa sekelilingnya. Bisa juga terbentuk dari opini-opini orang-orang di sekelilingnya. Yang pasti, apapun caranya, pastikan untuk menggunakan cara paling sesuai bagi kita masing-masing untuk mengadakan perubahan pola pikir.

"kadang-kadang diperlukan 1 ton pendidikan untuk mengubah
1 ons persepsi"


Kip de spirit haih....

Monday, March 5, 2007

Yang Kaya Tetap Kaya

Mengapa dunia ini tidak adil? Sekelompok kecil orang menguasai bagian terbesar sumber daya, sedangkan sisanya memperebutkan bagian terkecil sumber daya? Tahukah anda bahwa di dunia ini 1% orang menguasai 50% uang beredar? Dan 4% lainnya menguasai uang beredar sebanyak 40%? Bukankah ini berarti 95% orang hanya memperebutkan sisa 10% uang beredar? Pantes aja sy susah kaya. Bagian terbesar uang sudah dikuasai orang lain. Kalau saja sy diberi modal yg sama, sy pasti bisa sekaya mereka, begitu pemikiran sy.

Tetapi, tahukah anda, andaikata seluruh uang di dunia dikumpulkan dan dibagikan sama rata ke semua orang, apa yg akan terjadi? Apakah pada tahun-tahun selanjutnya kekayaan itu akan tetap? Akankah kita semua sama-sama kaya sampai seumur hidup?

Marshall Sylver, di dalam bukunya yang berjudul Passion Profit Power, menjelaskan lebih detil mengenai pertanyaan diatas. Apa jadinya dunia ini apabila uang yang ada dibagikan secara merata ke semua orang? Dan ternyata jawabannya cukup menyedihkan. Dalam waktu 5 tahun, komposisi uang akan kembali seperti semula.
Orang-orang yang dulunya kaya akan kembali menguasai sebagian besar uang yang ada, dan orang-orang yg dulunya miskin akan berubah menjadi kere (becandaaaa....).

Padalah selama ini sy selalu berpikiran bahwa orang bisa banyak duit karena mereka start di tempat yg berbeda. Sy memulai kehidupan dengan tidak punya modal finansial, ga punya relasi, ga punya pendidikan. Sedangkan mereka, keluarganya punya usaha, orang tuanya punya modal, lingkungannya kondusif, uang sakunya gede. Sekedar informasi, dulu saat uang 25 rupiah bisa dapet banyak jajajan, teman sekelas sy ada yg uang sakunya 5000 perhari, kira-kira kalau dengan daya beli saat ini, berarti uang sakunya sekitar 500rb perhari. Padahal saat itu sy ga dapet uang saku. Yah, perbedaan yg sangat jauh yaa. Mungkin karena itu dulu sy yakin orang bisa kaya karena emang startnya lebih depan dari sy.

Tetapi ternyata jawabannya ada pada kebiasaan orang dalam menghadapi uang. Kebiasaan ini terbentuk dari pola pikir orang mengenai uang yang dimilikinya. Kebanyakan orang, yang pada akhirnya akan kembali miskin, pada saat menerima uang mereka akan berpikir "Enaknya uang ini digunakan untuk membeli apa ya?". Kemudian uangnya dihabiskan untuk membeli barang-barang, berlibur ataupun bersenang-senang. Singkat kata, konsumtif. Setelah seluruh uang dibelanjakan, mereka kembali menjadi miskin.

Sedangkan pola pikir orang kaya, mereka sudah mengetahui akan diapakan uangnya sebelum uangnya ada. Mereka telah merencakan uangnya akan ditanamkan di bisnis apa sehingga menghasilkan lebih banyak. Dengan kata lain, pola pikir orang kaya adalah memanfaatkan uang sebagai asset yg terus tumbuh dan berkembang.

Orang kaya benar-benar selektif dalam menggunakan uangnya, mereka tidak mau menggunakan uang untuk hal-hal di luar kebutuhan. Sedangkan orang yg kembali miskin seringkali mendahulukan keinginannya, bukan kebutuhannya.

Jadi, apakah anda selalu membelanjakan uang untuk pengeluaran yg benar-benar merupakan kebutuhan? Atau sekedar dorongan hati untuk memenuhi kepuasan emosi saja?

Setiap orang ingin sejahtera



Biasanya orang mengatakan 'Setiap orang ingin bahagia', tetapi kali ini sy tidak langsung menggunakan kalimat itu. Karena ada orang yg bahagia walaupun tidak sejahtera. Contohnya, yang sedang dimabuk asmara ketemu dengan yayangnya, yaa pasti merasa bahagia. Atau yang sedang menunggu-nunggu pengumuman penerimaan universitas,begitu namanya tercantum diterima tentu saja merasa bahagia. Atau yang seharian ga sempat makan karena kerjaan menumpuk, begitu ada kesempatan menikmati makanan aduuh rasanya enak sekali.

Tentu saja bukan kebahagiaan seperti itu yg kita maksud. Tapi rasanya mirip kan? Orang bisa merasakan kebahagiaan sesaat padahal persoalan-persoalan yg tadi dia hadapi belum terselesaikan. Mengapa? Karena saat merasakan kebahagiaan itu, orang terlupa dengan semua persoalannya. Suatu kondisi yang aneh ya? Ternyata kebahagiaan itu bukan berarti tidak memiliki persoalan, tapi lebih disebabkan bagaimana hati dan pikiran kita menyikapi kehidupan.

Kesejahteraan yg sy maksud bukan sekedar kekayaan. Karena tidak selalu orang yg banyak harta berarti sudah terpenuhi seluruh kebutuhan utamanya. Kalau boleh sy batasi, kesejahteraan yg sy maksud adalah kondisi di mana seseorang merasa sudah mampu memenuhi seluruh kebutuhan utamanya, tidak dikuatirkan lagi dengan pemenuhan kebutuhan keluarganya di masa depan dan memiliki cukup dana lebih untuk mambantu orang lain mengatasi persoalan keuangannya.

Ada sebuah kebutuhan hakiki dalam diri setiap manusia, yaitu perasaan untuk dihargai, Abraham Maslow menyebutnya sebagai aktualisasi diri. Les Giblin dalam bukunya Art of Dealing with People mengatakan bahwa dalam setiap orang ada ego yg lapar untuk diberi penghargaan oleh orang lain. Memberi atau berbagi adalah cara paling ampuh untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Sayangnya, manusia sulit untuk berbagi apabila belum merasa berlebih.

Kesejahteraan memberi manusia kesempatan untuk berbagi, kesempatan untuk mambantu orang lain, kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan egonya. Saat manusia terpenuhi kebutuhan egonya, dia akan mencintai dirinya sendiri, saat itulah dia bisa mencintai orang lain. Saat dia mampu mencintai orang lain dia dapat memperlakukan orang lain dengan baik, dan sebagai balasannya orang lain akan memperlakukannya dengan baik pula.

Ini hanyalah pemikiran dari orang yg belum sejahtera. Karena sesungguhnya tidak harus untuk memberi dalam bentuk harta, bisa saja memberi dalam bentuk tenaga, pemikiran, waktu, perhatian, atau hanya sekedar senyuman. Akan tetapi bayangkan apabila kita sudah sejahtera, berapa banyak tenaga orang lain yg bisa kita bayar untuk mengganti satu tenaga kita? Berapa banyak guru, kursus, konsultan yg bisa kita bayar untuk menggantikan satu pemikiran kita? Berapa banyak senyuman yg kita dapatkan dengan membantu orang lain?

Kesejahteraan bukanlah syarat untuk mencapai kebahagiaan, akan tetapi dengan kesejahteraan kita bisa lebih cepat mencapainya. Kesejahteraan bukanlah sesuatu yg layak diagung-agungkan sehingga kita terobsesi mengejarnya, karena kesejahteraan dimulai dari hati, yatu hati yg selalu lapar untuk memberi dan mensyukuri apapun yg sudah diterima.

Posting ini hanyalah pembuka dari pemikiran yg ingin sy bagikan dalam Blog. Semoga bisa diterima dan berguna untuk pembaca.