Monday, March 5, 2007

Setiap orang ingin sejahtera



Biasanya orang mengatakan 'Setiap orang ingin bahagia', tetapi kali ini sy tidak langsung menggunakan kalimat itu. Karena ada orang yg bahagia walaupun tidak sejahtera. Contohnya, yang sedang dimabuk asmara ketemu dengan yayangnya, yaa pasti merasa bahagia. Atau yang sedang menunggu-nunggu pengumuman penerimaan universitas,begitu namanya tercantum diterima tentu saja merasa bahagia. Atau yang seharian ga sempat makan karena kerjaan menumpuk, begitu ada kesempatan menikmati makanan aduuh rasanya enak sekali.

Tentu saja bukan kebahagiaan seperti itu yg kita maksud. Tapi rasanya mirip kan? Orang bisa merasakan kebahagiaan sesaat padahal persoalan-persoalan yg tadi dia hadapi belum terselesaikan. Mengapa? Karena saat merasakan kebahagiaan itu, orang terlupa dengan semua persoalannya. Suatu kondisi yang aneh ya? Ternyata kebahagiaan itu bukan berarti tidak memiliki persoalan, tapi lebih disebabkan bagaimana hati dan pikiran kita menyikapi kehidupan.

Kesejahteraan yg sy maksud bukan sekedar kekayaan. Karena tidak selalu orang yg banyak harta berarti sudah terpenuhi seluruh kebutuhan utamanya. Kalau boleh sy batasi, kesejahteraan yg sy maksud adalah kondisi di mana seseorang merasa sudah mampu memenuhi seluruh kebutuhan utamanya, tidak dikuatirkan lagi dengan pemenuhan kebutuhan keluarganya di masa depan dan memiliki cukup dana lebih untuk mambantu orang lain mengatasi persoalan keuangannya.

Ada sebuah kebutuhan hakiki dalam diri setiap manusia, yaitu perasaan untuk dihargai, Abraham Maslow menyebutnya sebagai aktualisasi diri. Les Giblin dalam bukunya Art of Dealing with People mengatakan bahwa dalam setiap orang ada ego yg lapar untuk diberi penghargaan oleh orang lain. Memberi atau berbagi adalah cara paling ampuh untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Sayangnya, manusia sulit untuk berbagi apabila belum merasa berlebih.

Kesejahteraan memberi manusia kesempatan untuk berbagi, kesempatan untuk mambantu orang lain, kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan egonya. Saat manusia terpenuhi kebutuhan egonya, dia akan mencintai dirinya sendiri, saat itulah dia bisa mencintai orang lain. Saat dia mampu mencintai orang lain dia dapat memperlakukan orang lain dengan baik, dan sebagai balasannya orang lain akan memperlakukannya dengan baik pula.

Ini hanyalah pemikiran dari orang yg belum sejahtera. Karena sesungguhnya tidak harus untuk memberi dalam bentuk harta, bisa saja memberi dalam bentuk tenaga, pemikiran, waktu, perhatian, atau hanya sekedar senyuman. Akan tetapi bayangkan apabila kita sudah sejahtera, berapa banyak tenaga orang lain yg bisa kita bayar untuk mengganti satu tenaga kita? Berapa banyak guru, kursus, konsultan yg bisa kita bayar untuk menggantikan satu pemikiran kita? Berapa banyak senyuman yg kita dapatkan dengan membantu orang lain?

Kesejahteraan bukanlah syarat untuk mencapai kebahagiaan, akan tetapi dengan kesejahteraan kita bisa lebih cepat mencapainya. Kesejahteraan bukanlah sesuatu yg layak diagung-agungkan sehingga kita terobsesi mengejarnya, karena kesejahteraan dimulai dari hati, yatu hati yg selalu lapar untuk memberi dan mensyukuri apapun yg sudah diterima.

Posting ini hanyalah pembuka dari pemikiran yg ingin sy bagikan dalam Blog. Semoga bisa diterima dan berguna untuk pembaca.

No comments: