Monday, March 5, 2007

Yang Kaya Tetap Kaya

Mengapa dunia ini tidak adil? Sekelompok kecil orang menguasai bagian terbesar sumber daya, sedangkan sisanya memperebutkan bagian terkecil sumber daya? Tahukah anda bahwa di dunia ini 1% orang menguasai 50% uang beredar? Dan 4% lainnya menguasai uang beredar sebanyak 40%? Bukankah ini berarti 95% orang hanya memperebutkan sisa 10% uang beredar? Pantes aja sy susah kaya. Bagian terbesar uang sudah dikuasai orang lain. Kalau saja sy diberi modal yg sama, sy pasti bisa sekaya mereka, begitu pemikiran sy.

Tetapi, tahukah anda, andaikata seluruh uang di dunia dikumpulkan dan dibagikan sama rata ke semua orang, apa yg akan terjadi? Apakah pada tahun-tahun selanjutnya kekayaan itu akan tetap? Akankah kita semua sama-sama kaya sampai seumur hidup?

Marshall Sylver, di dalam bukunya yang berjudul Passion Profit Power, menjelaskan lebih detil mengenai pertanyaan diatas. Apa jadinya dunia ini apabila uang yang ada dibagikan secara merata ke semua orang? Dan ternyata jawabannya cukup menyedihkan. Dalam waktu 5 tahun, komposisi uang akan kembali seperti semula.
Orang-orang yang dulunya kaya akan kembali menguasai sebagian besar uang yang ada, dan orang-orang yg dulunya miskin akan berubah menjadi kere (becandaaaa....).

Padalah selama ini sy selalu berpikiran bahwa orang bisa banyak duit karena mereka start di tempat yg berbeda. Sy memulai kehidupan dengan tidak punya modal finansial, ga punya relasi, ga punya pendidikan. Sedangkan mereka, keluarganya punya usaha, orang tuanya punya modal, lingkungannya kondusif, uang sakunya gede. Sekedar informasi, dulu saat uang 25 rupiah bisa dapet banyak jajajan, teman sekelas sy ada yg uang sakunya 5000 perhari, kira-kira kalau dengan daya beli saat ini, berarti uang sakunya sekitar 500rb perhari. Padahal saat itu sy ga dapet uang saku. Yah, perbedaan yg sangat jauh yaa. Mungkin karena itu dulu sy yakin orang bisa kaya karena emang startnya lebih depan dari sy.

Tetapi ternyata jawabannya ada pada kebiasaan orang dalam menghadapi uang. Kebiasaan ini terbentuk dari pola pikir orang mengenai uang yang dimilikinya. Kebanyakan orang, yang pada akhirnya akan kembali miskin, pada saat menerima uang mereka akan berpikir "Enaknya uang ini digunakan untuk membeli apa ya?". Kemudian uangnya dihabiskan untuk membeli barang-barang, berlibur ataupun bersenang-senang. Singkat kata, konsumtif. Setelah seluruh uang dibelanjakan, mereka kembali menjadi miskin.

Sedangkan pola pikir orang kaya, mereka sudah mengetahui akan diapakan uangnya sebelum uangnya ada. Mereka telah merencakan uangnya akan ditanamkan di bisnis apa sehingga menghasilkan lebih banyak. Dengan kata lain, pola pikir orang kaya adalah memanfaatkan uang sebagai asset yg terus tumbuh dan berkembang.

Orang kaya benar-benar selektif dalam menggunakan uangnya, mereka tidak mau menggunakan uang untuk hal-hal di luar kebutuhan. Sedangkan orang yg kembali miskin seringkali mendahulukan keinginannya, bukan kebutuhannya.

Jadi, apakah anda selalu membelanjakan uang untuk pengeluaran yg benar-benar merupakan kebutuhan? Atau sekedar dorongan hati untuk memenuhi kepuasan emosi saja?

No comments: